Tuesday, July 17, 2012

Cinta?


Tak sedikit orang yang sadar bila ia sedang jatuh cinta. Tak sedikit pula mereka salah menilai apa yang mereka rasa. Hingga satu masalah datang secara bergantian. Tanpa mampu membedakan mana emosi, ego, bahkan rasa cinta.

Aku perempuan yang sungguh tidak sadar dan tidak peka akan perasaanku sendiri. Sering kali kumenangis, tanpa sadar, mengapa aku menangis?

Duniaku begitu sempit. Tak jarang ku selalu menyakiti. Bahkan menyakiti orang yang mengaku mencintaiku. Aku percaya cinta dengan kelembutan, namun terkadang sikap tidak menunjukkan rasa cinta. Tapi di hati, itu cinta.

Mengapa kita tidak bertindak menggunakan hati. Lebih menghargai adanya cinta yang hadir dengan tidak menyakitinya. Ingatkan ia yang mencintaimu untuk selalu memegang teguh rasa cintanya. Begitu pula denganmu.

Aku tak butuh hasil, tapi proses dalam mencapai cinta yang kita mau. Tuhan sudah mengatur segalanya. Sering kali kita bodoh dan takabur dalam memperlakukan cinta. Tak seharusnya semua terlampiaskan indah, namun tak juga terlampiaskan pahit.

Bila aku boleh memilih siapa yang harus kucintai, jelas sudah ku takkan pernah memilihmu. Sedetik pun ku tak mau. Tapi sungguh kau bukan pilihan.

Tak ada sedetik pun waktu kuhabiskan untuk membayangkan masa depan dengan yang lain. Kau bilang kau cinta padaku. Kau mau menjagaku, bahkan berjanji kan membangunkan ku istana dan memperlakukanku layaknya Ratu.

Tak jarang kau perlakukan ku seenaknya, tak jarang hatiku rusak. Tak jarang ku meminta untuk pergi. Hingga kini ku benar-benar pergi.

Aku berusaha penuhi kebutuhanmu, aku tahu yang kau butuhkan. Aku mau jadi tempat kau curahkan kebutuhanmu itu. Sekalipun kadang ku sadar itu tak wajar.

Ini layaknya sebuah film, terkadang sangat dramatis. Tapi tidak, ini sungguh-sungguh kurasakan. Sakitnya nyata, keinginan memiliki nyata, mungkin cinta ini pun nyata.

Aku tak boleh marah padamu, aku tenang bukan karenamu pun tak boleh. Aku berdiam diri tak boleh. Tak tahu harus berbuat apa.


Yang ku tahu . . .

Cinta itu,
bukan seberapa sering ia ada disampingmu
tapi, seberapa mampu ia menjaga dirinya saat jauh darimu

Bebas Itu Abstrak


Semua berpikir bebas itu indah
Bebas itu tanpa aturan
Kaki ini mampu melangkah tanpa batas
Serasa tak ada sekat

Yah,
Benar..
Bebas itu indah
Selama keindahan itu lahir dari kebebasan

Nyatanya tidak
Bebas itu lahir setelah kita terkekang
Semua berpikir
Semua bertanya
Kelak bila kami bebas..
Kelak bila kita bebas..
Kelak bila kau dan aku bebas..

Itu artinya, kau, aku, kami, bahkan kita
Sama sekali belum bebas

Jemari ini tak urung jua henti menorehkan kata
Kata yang kuharap mampu memberi kebebasan
Teriakan demi teriakan seakan menyuarakan kebebasan
Adakah hasil?

Asap mengepul di udara
Dianggap sensasi
Darah yang mengalir
Hanya sebatas pengorbanan
Adakah kau sadar, itu adalah satu wujud

Wujud nyata meraih kebebasan

Hak, itu yang dijanjikan
Namun dibatasi dengan kewajiban
Hak memilih Tuhan
Namun diberi tanggung jawab dosa
Hak memilih jalan
Namun disuguhkan seribu pilihan
Hak memperoleh kesetaraan
Namun harus tahu diri

Kalian bebas

Bebas memilih pemimpin
Tapi yang kalian kenal dan mempekerjakan kalian
Bebas memilih wakil
Tapi yang senantiasa menyuguhkan rupiah
Bebas menuntut
Asalkan lahir dengan marga kekuasaan

Sesungguhnya bebas itu..
Abstrak!