Wednesday, April 15, 2015

Ucapkan Sekali Lagi

"Ucapkan sekali lagi, lalu aku akan bunuh diri!"

Dia terlihat kuat lewat senyumnya yang terlalu lebar
Saking lebarnya dia menangis dalam kesendirian
Dia berlari mencari kesamaan di dalam fantasinya
Mencari kegilaan yang sama di luar dari kendalinya
Satu tujuan yang hendak dia capai
Satu tujuan yang hendak dia raih

Dia tertawa bersama ribuan orang
Terlihat tangguh dan penuh semangat
Dia berlari lalu megucap dua kata
"Putus Asa!"

Disekitarnya terlihat kaget lalu memaksanya untuk santai
Memaksanya terus berusaha
Memaksanya cuek
Memaksanya yakin

Dia meronta dalam kata-kata kematian yang datang dari lingkungannya
Dia masih saja teguh tetap menjalani hatinya
Hingga ketika dia lelah dengan paksaan, anggapan membuang waktu, tidak ada titik terang, menjauhi kesempatan lain, dan segudang keraguan dari orang-orang yang katanya percaya Tuhan

Dia pun berdiri dan berteriak,

"Mati bersama mungkin lebih baik, karena dunia ini bukan pencapaian maksimal!"

Saturday, April 4, 2015

Menjadi Penting

"Kini aku tahu, orang penting adalah mereka yang berbicara tentang hal yang penting-penting saja!"

Mungkin itu jelmaanmu
Dalam rekayasa pita berjalan
Aku meneriakkan gambaran tentang memperlama suatu cerita
Aku memaksakan pembicaraan yang tidak nyambung dengan kurva awal

Kesengajaan kulakukan demi menghadirkan yang tidak penting
Namun kau kembali formal dalam gayamu untuk bermain tenang
Aku gelisah ketika suatu saat tidak ada lagi hal penting untuk dibicarakan
Karena basa basi bukan gayamu untuk berbincang

Aku berharap akan ada jalannya menjadi penting
seperti kau yang penting
Berbicara tentang kepentingan urusan kita dalam pekerjaan
Kau menjadi penting dalam pekerjaan ini
Tapi sungguh aku ingin berbicara padamu di luar pekerjaan
Inginnya hanya tertawa dan bermain
Tapi itu justru akan membuatku terlihat seperti nona basa basi yang kelak pembicaraannya menjadi basi

Inginnya aku menjadi tempatmu sharing kesibukan
Inginnya ku berikan waktuku untuk mendengarkan

Hingga kepentingan itu berubah
Hal penting tadi menjadi jembatan
Kita menjadi bagian penting
Kepentingan awal jadi genting
Hingga aku pun penting dalam situasi genting

Karena penting bukan persoalan tidak basa basi
Tapi basa basi ini hanya untuk memperlama percakapan kita
Hingga aku akan menghapus basa basi itu
Dan apapun yang kita bicarakan itu penting
Karena semua menyangkut tentang kita

"Penting itu saat kau tidak tahu mana yang lebih penting!"

Aku berjalan lagi dengan basah kuyup
Termenung dan berpikir
Apa kepentinganku disini?

Ternyata aku masih terlahir sebagai logika yang ingin merasionalkan segala hal