Bagai robot yang tak hentinya bergerak
Mesin bekerja cepat
Menghambat pertemuan bahkan tatapan
Menjadikannya inspirasi sebuah tanya dalam imaji
Ketika kau dalam detakan waktu menuju ke jantung
Pacuan cepat tanda lelahmu
Getaran adalah tanda rinduku
Namun sayang mesin ini pekerja keras
Demi luang dalam sebuah ruang
Kuhadirkan kesibukan sesuai denganmu
Kuhadirkan nyanyian sesuai lagumu
Demi luang dalam sebuah lengang
Kesibukanmu selimuti hariku
Lagumu mengalun di telingaku
Luangmu luangku juga
Diselipkan dalam sebuah amplop bergambar hati pada robot yang terus bekerja
Mesin ini berasap hingga mati
Mesin lelah hingga luangnya tersedia untuk kolom istirahat
Bolehkah luang istirahat ini menjadi milik kita?
Cukuplah kau bersandar padaku saat lelah
Aku tak butuh berbincang
Aku tak butuh kau melihatku
Cukup lah kau istirahatkan mesin yang penuh beban itu di sampingku
Izinkan pula luang istirahatku disampingmu
Walau ku tak melihatmu
Setidaknya aku merasakan sentuhanmu
Robot pintar menyemangati langkah ini
Sadarkan akan luang yang masih bisa terus tercipta
Luang itu tercipta karena mengorbankan luang-luang lainnya
Luang itu ada karena diusahakan
Tiada kesibukan untuk mencinta
Yang ada hanya mesin yang berpacu dan lupa istirahat sejenak
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.