Saya punya satu keinginan berbeda dari ribuan keinginan. Mungkin ada yang sama dengan saya. Hanya saja tidak sepenuhnya sama. Itulah saya, maunya beda terus tapi sebenarnya tetap sama. Saya pernah menulis satu puisi tentang kekecewaan hati akan impian. Mimpi itu hal besar yang harus dipertanggung jawabkan. Saya pernah menulis tulisan berjudul "A Dream". Itu tulisan yang sudah cukup lama saya posting di blog ini.
Entah mengapa saya merasa terhalangi untuk membuat hal saya inginkan itu pasca kuliah S1. Tuntunan untuk menjadi lebih besar sekali dari orang tua. Saya merasa tidak pernah salah langkah. Selama kuliah hampir 4 tahun, saya tidak pernah jadi pengangguran. Justru sekarang ini saya malah menganggur, padahal jelas sudah kalau saya ini S1.
Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, yang fokus pada bidang broadcasting. Awalnya saya memilih broadcasting karena saya tidak mau kuliah itu terkesan gampang. Jujur saja, saya tidak pernah merasa sibuk karena kuliah, makanya saya tetap berorganisasi bahkan bekerja. Saya pernah menjadi Jurnalis KeKeR di Harian Fajar. Banyak yang saya peroleh di sana, termasuk persoalan jurnalistik. Hal itu yang membuat saya tidak ingin fokus di jurnalistik saat kuliah. Akhirnya saya memilih broadcasting, jadilah saya TUKANG selama 2 tahun.
Saya mau kursus menjahit pasca kuliah S1. Pertanyaannya, nyambungnya dimana dari broadcasting? Gak ada bro.. gak ada..
Mama sering buat baju sendiri, saya mau punya karya baju sendiri. Alasannya simpel, karena saya mau beda dari yang lain.Lagi-lagi maunya beda. Saya pun sering dikecewakan sama penjahit, hasilnya beda sama yang saya gambar dan bayangkan. Sering kali saya sudah berangan-angan jainya seperti Princess, ternyata ngenesss...
Hal itu yang mendorong saya mau belajar menjahit, tapi sampai detik ini selama saya nganggur, saya cuma menghamburkan tabungan saya untuk bersenang-senang. Sah-sah saja, Toh selama 4 tahun saya lelah banting tulang ngumpulin duit buat kesenangan saya sendiri. Haha..
Keinginan saya untuk menjahit itu maunya bisa terwujud dengan bersekolah S2 di Prancis. Paris masih menjadi tempat tujuan utama dan yang dipercaya untuk Fhasion dan juga film. Nah, galau sudah saya karena mau di film juga.
Uang saya sudah tipis sekarang, padahal nganggurnya sebulanan. No job, no project, just happy. Haha but NO MONEY NO LOVE!!
Yah, itu yang saya rasa sekarang.
Saya akhirnya memberanikan diri, saya hanya meminta GEROBAK sama papa.
"Papa, belikan saya gerobak. Itu saja, saya nda punya modal beli gerobak, saya cuma mau jualan!"
Itu yang saya mau akhirnya. Saya selain pernah jadi jurnalis, pernah juga jadi marketing di Vedit, dan pernah MLM di oriflame tapi tingkatannya gak naik-naik. Oriflame produk kecantikan yang memang saya pakai, So gak masalah kalau saya mau gabung bisnisnya, tapi gak ada hasilnya. Susah banget buat rekrut orang. Lebih enak marketing di Vedit, lebih gampang ngomongnya. Hal itu yang buat saya mandek di Oriflame. Gak bisa dengan sistem downline itu. Susah buat saya.
Saya pun pernah jualan jilbab, milih kain sendiri, plus jahit sendiri. Ada juga yang beli dalam jumlah banyak dan saya jual kembali. Saya jualnya sistem online. Sampai-sampai grup organisasi saya Liga Film Mahasiswa, saya pakai buat promo produk. Hahahaha..
Rasanya enak jualan, nama akun online saya saat itu Fash Merakyat. Kenapa merakyat? Soalnya barang saya murah, tujuannya simpel. Banyak mereka yang mau tampil cantik dan modis tapi mahal. Makanya saya mau buat yang less price tapi kualitasnya bagus. Terbukti kok, jualanku laku. Paling mahal 50 ribu untuk jilbab, paling murah 15 ribu.
Untungnya lumayan, bisa habis di buat beli sepatu dan tas. Haha, belanjaku masih jauh lebih over dibanding jualanku.
Tapi keinginanku memiliki gerobak tidak terwujud, Papa sama mama bukannya tidak mendukung keinginan saya berjualan, terjun di fashion, ataupun film, ataupun jadi dosen. Tapi mereka mau kalau saya punya pekerjaan tetap. Saya sempat berpikir untuk bekerja di media lagi. Tapi selain karena sulitnya buat independen, Papa sama Mama pasti gak setuju lagi. Pengalaman pas masih di Fajar. Hari libur gak libur, hari raya ngeliput. Luaaaar biasa.
Makanya saya maunya jadi pedagang yang bisa bikin film kapan aja saya mau dan mengajar di salah satu Universitas di Indonesia (dosen).
Tapi mesti punya pekerjaan tetap. Like BUMN dan CPNS. Soalnya kalau sekarang mau jadi dosen gak bisa, mesti S2 dulu. Sekarang mungkin saat yang tepat buat cari pekerjaan tetap sesuai dengan bidang studi saya selama kuliah. Semua bidang dalam Ilmu Komunikasi lah pokoknya. Next gajinya buat modal dagang, terus kursus bahasa Inggris sama Prancis. Terus cari beasiswa ke Prancis, terus pulang bawa karya, besarkan nama Indonesia. HUAHAHAHAHAH
Entahlah.. jadi apa saya kelak.
Gerobak dagang. Sesungguhnya kau yang kuinginkan saat ini.
Monday, August 4, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.