Bayangkan jalan yang kau tempuh di sana sama persis dengan apa yang ku lalui
Ingatlah satu tempat kembali yang letaknya tak jauh dari dirimu
Sayang sekali ketika kesadaran ini menjadi tempat untuk menangis
Yah,
Aku tahu mereka makin menggila mempertanyakan tentang ini
Kadang tingkat rasional dalam diri ini menjadi buta untuk menjawab
Sering kali hanya sebatas batu yang diam namun menyakitkan
Kerasnya tidak terhalangkan
Kamu tahu kan saat kita duduk berdua di tangga kecil itu, ada sebuah tanya menghantui yang membuatku merona
Seiring waktu aku akan menjawabnya dengan serius
Aku hanya sedang tidak baik-baik saja
Manakala bintang pun enggan memberikan kerlipnya pada senyum yang kutorehkan
Senyumku boleh jadi kau tolak
Kadang mereka melebih-lebihkan sesuatu yang tidak akan kulebihkan
Kadang pula aku malah tampil berlebihan untuk menjadi nomor satu
Sejak saat itu aku sadar kalau kamu ada
Kamu menapaki waktu kosong itu bersamaku
Yang jelas kunilai hanya sebagai titik perkenalan
Sesaat aku terdiam ketika memulai percakapan serius
Masih saja bergulat dengan masa lalu
Aku tak langsung menatapmu yang ada di hadapanku
Hanya saja aku menjadi optimis
Karena sejak itu aku sadar
Kamu sudah hadir lebih awal
Memang sengaja menjaga perasaan
Dan kamu ada
Karena sejak saat itu
Kamu!
Monday, August 4, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.