Lagaknya bak peri yang keenakan
Terang bagai pancaran fajar tapi berbau amis
Dasar kau pecinta wanita!
Kau membawaku dalam gerbong nista
Bagai membiarkan jalan ini keenakan pada dosa yang kau bentuk
Kau saksi pada setiap genggaman
Tapi kau mempertanyakan dan menyinggung kesuciannya
Sudah jelas bahwa ia rela tanpa busana untuk sekedar merasakan lebih dari kecupan
Jelas sudah ia merasakan itu hampir setiap hari
Dia santai saja hingga merasa ketergantungan
Seks bagai adiktif hingga mati di ujung kamar
Kau mencintai wanita?
Kau pamerkan gaya sensualmu dengannya
Kau memang sudah bosan dengan sentuhan nista
Hingga kau menganggap wanita itu suci dan hanya di rusak bukanlah perusak
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.