Friday, May 16, 2014

Berburu Darah

Pemburu..
Yah truslah berburu,mencari mati dengan sesuap nasi. Memaksa seseorang diam lalu mencoba menciptakan keheningan dengan luka. Jelas saja akan hening karena terluka.

Pucat pasih lalu mati.
Mati dipelukan kekasih yang memang berniat membunuhnya sejak awal. Hanya saja dia terlalu baik untuk diam dan menerima kekalahan yang ada. Pasrah lalu membiarkan getah menyetubuhinya. Rasanya enak dan sedikit terlena hingga menangis darah dan jatuh bercumbu oleh tanah.

Kadang harus merasa bahagia.
Lalu merubah kondisinya yang rusak itu seolah-olah bahagia. Penipu!

Jauh lebih hebat dari aktor manapun. Hingga berlagak layaknya teater. Sekali lagi jatuh, lalu menagis sendiri dan memeluk lutut. Kenanglah hati. Kenang saja hati muliamu!!

Mari saling menyakiti, namun menikmati rekahan dan sobekan tubuh. Menyelinap masuk perlahan. Iya, diijinkan untuk masuk dan menyelinap. Namun jangan hingga pelupuk mata mulai tertutup lalu bosan dan menampar.

Iya, bisa jadi bosan. Bisa saja bosan.
Namun faktanya, terus-menerus diulangi.

Buka saja, indah terlihat hingga rambutmu memutih.

Sadarlah akan yang kita perbuat ini.

Berlarilah kasih, berburu darah segar hingga kembali padanya yang kau busukkan dengan sikap kasarmu. Kau paksa dia menuruti maumu. Hinggapi dia, dia pasrah karena merasa nyaman dan telanjur berlumur dosa denganmu.

Itu yang membuatnya berlari padamu. Bukan karena hati tapi tubuh!!

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.