Sunday, November 24, 2013

Lipstik

Merekah merona bagai senja
Melepas dahaga bagai cumbuan
Lelah langkah menepi dan menepis
Sekilas tersilat rona kilau namun redup
Berkicau kata kotor di daun telinga
Rekahannya tak kuasa menggambarkan kegelisahan

Ingin marah namun tak kunjung lepas
Menahan hujat bagai menahan hujan
Namun tak ada pawang yang bisa hentikan hujat
Payungmu tak sanggup lindungi rekahan ini dari hujat

Dipaksa menorehkan merah pada kulit tipis
Berlari ketakutan saat mereka mengejar
Namun tak takut saat Tuhan tahu kulit tipisnya di kunyah

Bolehlah dunia menghujat
Asalkan tidak biarkan rekahan ini mati ditempat
Sudahlah, nikmati saja dulu kulit tipis ini
Renyah gurih bagai kau takkan berhenti

Tidak
Merekah tak berarti menjual semuanya
Dia, terlalu yakin paling benar
Terlalu bersemangat karena dosanya sedikit
Kalaupun rekahan ini bisa bertanda tangan
Sudah pasti dari kemarin tanda tangannya terpajang di kulit tipismu

Adil
Tolong untuk berlaku adil
Atau lipstik ini di hapus?

Halte Bodoh

Kamu tahu tentang halte?
Tempat yang ramai penuh dengan manusia yang berbeda tujuan
Itulah aku
Aku
Hatiku
Pikiranku
Waktuku
Bagaikan halte

Isinya ramai
Tentang wajahmu
Detikmu
Dan kekasihmu

Entah mengapa kekasihmu pun harus tersangkut dalam halte
Tempat penantian ini seperti dipenuhi sarang laba-laba
Ramai olehmu

Ya..
Aku halte
Kamu duduk manis dengan kekasihmu di halte (aku)
Tanpa kau tahu halte ini begitu menyukaimu
Oh..tidak
Halte ini tidak sedang berburu cinta ataupun mau merebut cinta

Kamu manusia yang duduk di halte dan tak kenal waktu
Sekalipun bus tidak akan lewat, kau tetap santai duduk di halte ini

Entah kau duduk sembari ditemani kekasihmu
Atau sejenak telponan dengan kekasihmu
Sebagai halte tempat penantian
Menantimu memahami aku suka kamu

Okelah buang saja aku bila ada dia
Tapi sejenak ku mohon kau untuk tahu diri
Berhentilah singgah di halteku, walau hanya sekedar tersenyum

Saturday, November 9, 2013

Chipmunk #3

*Kartu Shock

Semalam, duo macan. Yakni sobat aku yang juga bergelut di belahan dunia sama di bumi biru lautan ini membuka pembahasan seputar Vitamin A. Kau tahu, vitamin A itu berguna untuk mata, ketika ada pria menyenangkan dari segi wajah, tentunya jadi vitamin mata. Hmm..

Satu per satu cowok di bahas, mulai dari
dia cakep tapi...
dia tinggi tapi...
dia keren tapi...
dia..
dia..
dia..

Okelah, tidak ada orang sempurna mas bro !

Akhirnya kita mulai dari gosip. Satu cowok dengan tampang oke tapi tidak masuk dalam list vitamin A. Karena wajahnya kadang sedikit menjengkelkan. Tapi....kayaknya dia baik. Sekali lagi, "tapi" menghiasi Chipmunk part 3. Dia cowok dengan inisial "ZO" *dalam fakta tidak demikian* *samaran bin alias* kedapatan bonceng cewek yang peluk erat dia dari belakang beberapa hari sebelum berangkat ke bumi biru lautan. Sudah di duga pastinya, cewek itu lebih dari sekedar teman oleh ZO. Kecuali cewek itu sangat takut sekali jatuh dari motor sampai dia harus memeluk sekalipun itu tukang ojek yang sudah beristri.

Entahlah, tapi selama di bumi biru ini, ZO dekat dengan perempuan lain dan katanya sudah jadian. Secepat itu kah? Padahal tiap malam dia telponan gak jelas. *ciri-ciri orang yang di telpon pacarnya:*

1. Bunyi hape, di cek namanya dulu
2. Pas diangkat, menjauh dari kerumunan manusia
3. Suaranya agak kecil pas bilang halo
4. Pura-pura tuli kalo masih banyak orang di sekitarnya
5. Langsung bilang "sorry sayang, tadi kurang kedengeran :)" *pas na rasa aman mi -,-*

Itu gosip pembuka yang mengantarkan pada kata "CHIPMUNK"

Oke duo macan otak infotainment yang ngomongnyook mistis ini memang wajar kalau bisa menebak dan membaca, lelaki mana yang kini sementara hadir di pikiranku. Oke cuma pikiran, walau kadang bikin deg-degan.

Sepakat bercerita tentang Chipmunk, dan ini merupakan Heart Secret. Oke ku utarakan kalau ada rasa suka. Rasa suka yang masih ada dalam kurung karena tidak di kembangkan. Wajar, hanya rasa suka. Dan normal karena jenis kelaminku perempuan dan yang di suka berjenis kelamin laki-laki.

Tepat setelah curhat. Malam ini kita kumpul. Ada Chipmunk yang lagi main kartu sambil nyanyi-nyanyi. Langsung saja mulai melibatkan diri untuk ikut main kartu. Jangan salah, SAYA CUKUP MAHIR.

Tujuannya mau main bareng. Tapi...

Dia malah minta untuk digantikan tepat saat ku mulai bergabung. Kampreeet. Tapi kamu duduknya jangan jauh-jauh yah Chipmunk, stay closer with my eyes.

Wuiih, dia duduk tepat di depan mataku. Kurang mantap apa coba? Suatu ujian atau anugerah barang yang lagi duduk manis depanku ini?

Karena baru gabung, jadi kebagian buat kocok kartu. Dengan lincah tangan ku mengocok dan juga membagikan kartu. Chipmunk tetep aja duduk manis dengan tatapan seakan berbicara padakuuuuuuH.

Gak lama, salah satu personel duo macan ikut duduk di sampingku dan bahas kita mau nginap dimana? Yah, soalnya besok itu jadwal kepagian. Kenapa di sebut dengan jadwal kepagian? Karena besok itu piket. Subuh mesti siap, jadi harus nginap di tempat yang deket banget sama dapur. Buat masak di bumi biru ini.

Eh, Chipmunk membuka percakapan yang membuat Jack, Queen, dan King Shock.

Macan : Sha, mau nginap di tenda deket dapur nda?
Sasha : Terserah..
Vord (nama samaran teman) : Cewek ndak boleh tidur di tenda !!!!
Chipmunk : Yah, udah Sha. Kamu tidur di rumahku saja :)

OHMAGOT

Rumah lo? Rumah lo serius? Atau rumah kita berdua kelak? Asiiiiikk..ngayal tingkat darurat gak konsen main kartu, Jack mimisan, Queen deg-degan, King keringat dingin, As senyum-senyum sendiri :))

Untung si Macan gak bacrit (banyak cerita). Paling hebat soal bantuin nutupin perasaanku yang sebenarnya, perasaan suka yang baru tumbuh .....

Entah pembahasan ini mengarah kemana, semakin panjang lebar. Parahnya membuat kekalahan berpihak padaku. Mendadak Chipmunk ngomong lagi, tepat pas aku mulai kocok kartu karena kalah.

Chipmunk : Sha, kamu di hatiku aja yah :)

DAFUUUK..kupu-kupu perut ngamuk tingkat dewa, mau terbang...

Vord : Wey, Sha..kenapa kacau sekali caramu kocok kartu?

*as you know, TEGANG*

Chipmunk #2

*Sup Gelas

Mungkin terkesan sengaja ingin mendekati. Tapi bukan itu faktanya. Kamu yang nangkring duluan di tempat kurang strategis ini untuk sekedar merasakan cenat-cenut beleng-beleng. Lebih tepatnya kamu tiduran di ayunan tidak berenda dan berantai ini. Sekali lagi lebih tepatnya, tidak tahu apa namanya ini barang -__-'

Berjalan dari sudut ke sudut menyusuri titik satuan A ke B ke C membawa mie gelas sebagai cemilan. Hari ini memang gelap, iyaaa..terlihat mendung, tapi sorry to say, "my heart shining like a diamond!"

Tidak, aku belum sepenuhnya suka sama kamu. Belum seutuhnya punya rasa normal perempuan terhadap lelaki. Ini cuma sekedar suka, sampai akhirnya kau menegurku untuk minta mie gelas. *emoticon seperti apa yang pas untuk menggambarkan ini?*

"Icip dong Sha,"yah.. Sasha nama panggilanku. Di chapter pertama aku belajar untuk sok misterius, kenapa? Karena gak ada yang boleh tahu siapa yang suka sama Chipmunk. Namanya Chipmunk saja dipalsukan untuk sementara waktu. Mungkin juga dengan nama panggilan ini (shasa). :p

Sangat gila pas dengar doi minta icip. Silahkan di icip. Apa sih gak buat LOE? Mau telan gelasnya juga gak masalah kok. Silahkan. Huaaaaaaaaaaaaaaaah. Agak sedikit gila pas dia menyapa tanpa malu-malu untuk sekedar mencicipi mie gelas. Mie yang di buat di dalam gelas dengan air yang kurang panas. Kurang lebih itulah keadaan mie-nya saat itu.

Setelah dia icip mie gelas ini, dia balik tiduran. Lucunya, anak kecil yang tinggal dekat daerah berwarna biru ini datang dengan imut gangguin Chipmunk. Oh..my God. Ini adalah part yang buat hati meleleh bercucuran. Do you know why?

Suara lembutnya menanggapi gangguan anak kecil menunjukkan kalau dia mungkin bisa jadi ayah yang baik. Mengalah dengan cara tenang dan sopan, daaaan sekali lagi, suaramu menghanyutkan darahku ke dalam tulang yang akhirnya menjadi dingin dan melenyapkanku dalam tawamu.

Tidak lama kemudian, mie gelas yang kuseruput demi seruput habis dari genggamanku. Jujur saja, "masih laparka!" Masih mau makan lebih dari pada segumpalan mie yang dibuat lembek dalam gelas. Akhirnya saya bergegas ke belakang buat isi gelas ini dengan sejenis makanan lain yang bisa buat perutku senyum.

Gelas ini pun akhirnya berisi dengan sup. Perpaduan wortel, kol, buncis, bawang, dan lain-lain yang di rendam dalam air bergaram. Seperti itulah sup. "Gak ada mie, sup pun jadi."

langkah demi langkah, cari posisi paling enak, yakni dekatnya Chipmunk. Dia menyapa lagi. Ïcip supnya dong Sha!"

Yeyeyyeyeyeyyeyeyyeyyeyeyeyyeye...
Mulailah percakapan berisi dari detik ini :))


Thursday, November 7, 2013

Chipmunk #1

*Cinta Komet

Tiba di satu tempat penuh warna dan lautan yang warnanya terlalu indah untuk status jomblo. Bukan suatu penghinaan untuk menjadi jomblo, tapi tempat ini terlalu indah untuk tidak di manfaatkan sebaik mungkin sebagai tempat foto pra wedding. *nyesek dua belas jari*

Sedikit pun tidak terlintas di benang otakku kalau mau suka sama laki-laki ini. Tapi, bisa jadi ajang ini sebagai wahana surat kaleng cinta. Entah kenapa namanya "surat kaleng" baru yang tersebar di mana-mana, suratnya di kasih masuk ke dalam botol. *fakta*

Dia lebih tinggi daripada tubuhku, tapi pastinya mukaku lebih cantik. Dia berjalan cuek dengan senyum tak pasti, mau di bilang muka ceria tidak bisa, muka bahagia juga tidak masuk akal. Kulitnya gelap kayak rembulan tertutup awan hitam. Agak mengkilat-mengkilat. Satu hal yang buat kupu-kupu perutku mengamuk, mulai merasa gele'2, merasa ada yang dingin di hati. Tepat sekali, mulai suka deh sama beliau! *detik-detik ketika masih suka* *tulisan ini bisa berubah atau teralat sewaktu-waktu ketika hati hilang*

Tidak bermaksud menyukaimu lebih jauh, hanya saja sejauh ini kamu menarik. Suaramu yang buat pas pas pas pas pas pas kena HATIIKUUU !!

Ku panggil kau dengan sebutan Chipmunk, dengan harapan inilah panggilan sayangku :p

Kacamata bulat mu seperti Chipmunk, sekalipun kamu tidak mirip sama sekali dengan Chipmunk.

*kisah dua bulan lalu*
#SIMON CHIPMUNK

Friday, September 13, 2013

Tapal Batas di Utara Indonesia



Indonesia merupakan negara kepulauan. Negara yang memiliki lautan yang sangat luas dan juga kaya akan sumber daya alam. Pesona alam yang disajikan oleh Indonesia pun sangat menawan. Salah satunya pulau terluar di utara Indonesia, yakni Pulau Miangas. Pulau perbatasan Indonesia-Filipina ini terletak di dalam wilayah kecamatan Khusus Miangas, kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Pulau Miangas memiliki legenda yang sangat terkenal.

Legenda tentang peradaban Pulau Miangas. Berawal dari seorang perempuan asal Sulawesi Tengah yang berlabu ke Filipina dan menikah dengan salah seorang pemuda Filipina. Mereka tinggal di Gunung Kulamah, Filipina. Dari atas gunung tersebut, mereka melihat Pulau Miangas ini layaknya kapal. Mereka pun memutuskan untuk berlabu ke Pulau Miangas dengan menaiki seekor ikan hiu. Saat tiba di sana, pulau itu masih kosong. Mereka pun memutuskan untuk tinggal sejenak di Pulau Miangas. Tidak lama, beberapa orang dari Nanusa yang hendak ke Filipina, singgah ke Pulau Miangas, dia menemukan jejak kaki pasangan lalu mencarinya dan membuangnya ke laut. Namun, ikan hiu yang pernah mengantar pasangan tersebut datang menolong dan mengantarkan mereka kembali ke Miangas.

Beberapa orang dari Nanusa datang kembali dan membawa lebih banyak warga dari sebelumnya, hanya saja ia menemukan jejak kaki yang sama. Mereka pun beranggapan kalau jejak kaki itu adalah roh pasangan yang telah mereka buang ke laut. Mereka pun pergi dan membiarkan pasangan tersebut. Sepasang suami-istri itu pun hidup beranak-pinak di Pulau Miangas.

Kata Miangas itu sendiri berarti "menangis", hal itu karena pulau ini letaknya sangat jauh dari jangkauan transportasi laut dan lebih dekat dengan negeri orang, yakni Filipina. Berbeda dengan bahasa Talaud. Arti kata Miangas dalam bahasa Talaud adalah "malu". Konon pada masa lampau, seseorang dari Nanusa beranggapan bahwa Pulau Miangas tidak berpenghuni, saat ia menginjakkan kaki ke Pulau Miangas, ia merasa malu karena Pulau Miangas sudah berpenghuni.

Pulau Miangas memang lebih dekat dengan Filipina, jarak antara Filipina ke Pulau Miangas dapat ditempuh selama dua jam, sedangkan jarak yang akan di tempuh dari Pulau Miangas ke Pulau Sulawesi, butuh waktu tiga hari dua malam.

Namun, perjalanan panjang menuju Pulau Miangas menjanjikan kita akan pemandangan yang sangat indah serta pulau-pulau yang memiliki daya tarik bagi para wisatawan. Salah satu kapal yang selalu melintas hingga merapat ke Pulau Miangas adalah Kapal Perintis. Salah satunya, Meliku Nusa.

Meliku Nusa adalah kapal perintis yang akan mengantarkan kita mengarungi lautan ditemani oleh tiupan angin merdu menyusuri pulau demi pulau hingga tiba di Miangas. Pulau pertama yang akan kita temui saat melewati Kepulauan Sangir adalah Pulau Makalehi. Selanjutnya, Meliku Nusa akan mengantarkan kita ke Pulau Ulu Siau. Pulau kedua yang memiliki pemandangan puncak gunung yang sangat indah. Meliku Nusa pun mulai berlabuh kembali, dan mengantarkan kita menuju pulau-pulau lainnya. Diantaranya, Pulau Tumore, Pulau Kawio, dan Pulau Marore.

Hingga akhirnya kita tiba di Pulau Miangas. Dermaga yang ramai dipenuhi oleh warga Pulau Miangas yang sekedar mengambil barang pesanan mereka dari pulau seberang atau beberapa warga yang menyambut kedatangan sanak saudara mereka, dan juga beberapa warga Pulau Miangas atau pengunjung Pulau Miangas yang akan berlabu ke pulau lain meninggalkan Pulau Miangas menjadikan kaca mata awal kita ketika tiba di Pulau Miangas.

Meliku Nusa hanya menyandarkan kapalnya sekali per dua minggu. Ketika kaki ini melangkah turun dari kapal menuju dermaga Pulau Miangas, deru ombak terdengar begitu ramah menyambut, angin seakan berbisik-bisik mengucapkan kata "selamat datang", lautnya yang begitu biru dan jernih seakan menatap dan menoleh melihat setiap langkah kaki yang mengayun di Pulau Miangas, pasir putih bagaikan aspal yang akan selalu diinjak.

Ketika kita membalikkan badan kita ke arah laut, tampak jelas gradasi warna laut dari pinggir pantai hingga ke tengah laut lepas. Pasir putihnya pun begitu indah, terdapat butiran-butiran berwarna merah dalam pasir.

Satu lagi yang tampak jelas menyambut kedatangan kita di Pulau Miangas. Satu tugu pahlawan yang berdiri dengan kokoh lengkap dengan senjatanya dan semboyan yang kini jadi sejarah, "Biar saya mati di gantung, tidak mau tunduk kepada penjajah." Inilah Tugu Santiago, menjadi simbol NKRI Pulau Miangas. Pahlawan Santiago yang berjuang mempertahankan wilayah Indonesia. Bagi masyarakar Sulawesi Utara, khususnya di kabupaten Talaud, sebutan Santiago tercatat dalam sejarah sebagai ikon perlawanan terhadap kolonialisme sekira tahun 1670-1675. Sebagai nama tokoh (pejuang), Santiago adalah seorang raja di kepulauan Sangihe yang tewas dihukum pancung oleh penguasa VOC.

Oleh karena itu, tidak boleh sebutir pasirpun dikuasai oleh negara asing. Hanya saja, jarak yang begitu jauh antara Pulau Miangas dengan ibukota, membuat proses pembangunan berjalan lambat dan berimbas kepada kesejahteraan warganya.

Pulau perbatasan ini sangat kental dengan adat-istiadat mereka. Menanamkan kearifan lokal dengan terus menerapkan budaya-budaya mereka hingga kini. Satu proses yang harus dilewati saat menginjakkan kaki di sini adalah melakukan pendakian ke Gunung Keramat. Gunung yang terletak di bagian utara Pulau Miangas merupakan

Sampai saat ini pun masih ada tokoh-tokoh adat yang dengan hangat memberikan pemaparan seputar Pulau perbatasan ini. Pulau yang begitu indah ini diisi oleh warga yang menjaga kearifan lokal dan nasionalisme. Mereka sadar betul bahwa mereka adalah warga Indonesia dan patut menjaga budaya Indonesia.

Mayoritas warga Pulau Miangas beragama Kristen Protestan. Keseharian mereka diisi dengan ibadah dan acara adat. Berbagai aturan pun lahir di pulau ini. Diantaranya, melarang warga untuk berkegiatan atau bekerja di Hari Minggu. Hal ini karena Hari Minggu merupkan hari libur dan setiap warga harus memanfaatkan kesempatan ini untuk istirahat, bukan bekerja. Warga tidak boleh ke kebun dan melaut saat Hari Minggu. Bila ada warga yang melanggar, akan diberlakukan hukum pukul tambor. Ini merupakan tradisi adat warga Miangas.

Warga ataupun pendatang yang melanggar akan digiring keliling kampung sambil memukul tambor dan meneriakkan kesalahan mereka. Begitu pula dengan pelanggaran-pelanggaran lain, seperti berhubungan gelap.

Bukan hanya Hari Minggu warga Miangas tidak boleh berkegiatan, melainkan di hari duka. Ketika ada salah seorang warga Miangas atau keluarga yang sedang berduka karena kehilangan sanak saudara, warga Miangas harus menghargai dan turut berduka cita dengan tidak beraktivitas sampai jenazah dimakamkan. Ini merupakan satu wujud penghormatan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Pulau Miangas pun kaya akan kekayaan alam. Hampir seluruh jenis ikan ada di hamparan lautnya. Beraneka kuliner laut bisa tersaji di pulau ini. Begitu pula dengan hasil kebun, seperti kelapa, cengkeh, sagu tanah, talas laluga, daun lelem, dan masih banyak lagi.

Sekalipun kekayaan alam melimpah, warga masih sulit untuk mengolah dan memasarkannya. Wilayahnya yang cukup jauh pun mengakibatkan mahalnya kebutuhan pokok sehari-hari. BBM diharga 25ribu per liter, ketika bahan makanan naik, cabai pun bisa dihargai 1000 rupiah perbiji. Saking sulitnya mengakses bahan pokok dan jauhnya bahan pokok yang harus diantarkan ke Miangas, harus melewati pulau demi pulau.

Penduduk Miangas yang mayoritas nelayan ini pun sulit memperoleh pelayanan di bidang kesehatan. Tidak ada satupun dokter yang mengabdikan dirinya di Pulau ini. Puskesmas seperti bangunan pajangan. Puskesmas lebih sering kosong tanpa pekerja. Warga sulit mendapatkan obat ketika sakit, dan hanya memanfaatkan pengalaman dari warga yang tahu sedikit tentang kesehatan. Hal ini pun diterapkan bagi ibu-ibu yang hendak melahirkan, warga hanya meminta tolong pada pengalaman, bukan bantuan dokter.

Sarana yang ada di Pulau Mingas cukup banyak, namun sumber daya manusianya yang jarang terlihat. Bukan hanya di puskesmas, pendidikan pun layak di sorot. Pulau ini sangat membutuhkan guru yang bisa membangkitkan semangat belajar anak-anak Miangas. Tidak jarang tentara yang bertugas di perbatasan pun turut menjadi guru.

Pulau ini menfaatkan sumber daya matahari untuk sehari-hari. PLTS menjadi andalan para warga Miangas untuk menerangi di malam hari. PLN pun tersedia di sini, listrik akan padam setiap pukul 06.00 WITA hingga 15.00 WITA, dan akan menyala pukul 15.00 WITA hingga 06.00 WITA atau pagi hari. Terkdang pun jadwal pemadaman listrik berubah. Hanya saja kini mulai diupayakan agar para warga bisa menikmati listrik selama 24 jam.

Pulau ini merupakan aset bangsa. Butuh perhatian lebih dan juga binaan agar semakin berkembang dan bisa menjadi ikon Indonesia.

Monday, August 12, 2013

Keindahan Perbatasan, Miangas



Satu pulau yang awalnya pun tidak pernah ku ketahui. Pulau yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh kaki ini untuk melangkah hingga ke perbatasan. Satu perjalanan panjang yang akhirnya membawaku melangkah hingga ke perbatasan Indonesia-Filipina.

Nama pulau ini, Miangas. Artinya "menangis". Tangis mungkin akan menghiasi, karena pulau ini letaknya amat sangat jauh dari Indonesia, dan sangat dekat dengan Filipina. Pulau terluar di bagian utara Indonesia ini tidak hanya menawarkan pemandangan yang menakjubkan, melainkan pengalaman mengharukan.



Aku tidak pernah berkhayal sebelumnya untuk membuat sebuah cerita atau film tentang pulau perbatasan. Bukan karena tidak menarik, namun sudah ada beberapa tulisan bahkan film tentang daerah perbatasan. Tapi kali ini berbeda, sangat sulit menuliskan betapa menariknya dan pentingnya persoalan perbatasan di angkat dalam sebuah tulisan atau mungkin film.

Banyak aspek yang bisa di angkat dan dijadikan topik utama. Hanya saja, rasa bahagia dan kaget ketika melihat keadaan perbatasan membuat jemari ini sedikit ragu untuk menulis. Bukan hal yang miris yang ku peroleh di Miangas, melainkan hal yang berbeda dari artikel-artikel sebelumnya tentang Miangas yang ku baca.

Hal pertama yang memang semestinya di lakukan saat hendak membaca sebuah artikel adalah melihat tanggal atau waktu tulisan tersebut di terbitkan. Inilah yang membuat banyak kesalahan pandangan yang lahir tentang pulau Miangas sebelum kakiku tiba di sana. Miangas tidak seburuk artikel, tidak sebodoh isi artikel, dan Miangas adalah pulau hebat, yang sangat hebat. Mampu mempertahankan kekayaan alamnya dan budaya di tengah jarak pulau yang hanya 2 jam dari Filipina.

Nasionalisme sangat ditonjolkan di sana, budaya timur begitu diutamakan. Adat-istiadat menjadi acuan utama warga Miangas.

Untuk menulis tulisan ini pun rasa bingung meracuniku terus-menerus. Entah harus ku mulai dari mana.

Menempuh perjalanan selama tiga hari dua malam dari Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara. Ketika tiba di Pulau Miangas, mata langsung dimanjakan oleh birunya laut yang begitu bersih. Dermaga di penuhi oleh warga miangas yang hendak bepergian ke pulau lain atau sekedar mengambil bahan pokok yang mereka sudah pesan jauh hari dan di titipkan pada kapal perintis ini.

Lihatlah, betapa sulitnya mereka memperoleh bahan pokok sehari-hari. Semuanya harus di pesan melalui kapal. Saking jauhnya perjalanan yang harus mereka tempuh, dan sulitnya mengarungi lautan dengan kapal perintis yang menjadi harapan warga Miangas. satu per satu tabung gas di turunkan dari kapal, satu per satu karung beras di turunkan dari kapal, dan masih banyak lagi kebutuhan warga yang diturunkan dari kapal.

Pulau ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa, rasa syukur yang membuat tanah mereka berlimpah. Hanya saja, pasar tidak ditemukan di sini, begitu pula dengan sawah. Hal itulah yang membuat mereka perlu untuk memesan barang atau kebutuhan sehari-hari melalui kapal.



Harganya pun tidak murah, hanya ikan yang paling murah di sini. Lobster yang begitu mahal di restoran, cukup kau tangkap cuma-cuma di lautan Miangas. Gurita yang begitu sulit kau temui dan terjangkau mahal, cukup kau tangkap cuma-cuma pula di sini. Kau mau melihat Hiu? Mau melihat hewan laut unik lainnya? Menyelamlah, kau akan mendapatkan keindahan yang kau inginkan.

Begitu kau tiba di sini, pasir putih seperti aspal yang menghiasi jalan raya. Batu karang yang unik dan beraneka ragam, seperti batu kerikil bagi mereka. Saat aku tiba di sana, mungkin sangat norak, sangat kelewatan gembira melihat alam. Hingga batu karang dan pasir pun ku bawa pulang saat akan meninggalkan Miangas :)

Friday, June 14, 2013

Maafkan Duri


Rintik hujan yang turun
Seakan memberi duri arti baru
Setiap titik hujan itu
Adalah kebahagiaan
Sinar bulan yang terang
Seakan tanda
Bahwa secerah itulah
Rasa cintamu pada duri
Dalamnya samudera
Seakan pertanda
Sedalam itulah
Sayang yang kau beri

Tapi….
Apa daya suatu duri
Tak ada guna untukmu
Tak pantas kau cintai duri
Pena si duri mengayun di atas kertas
Untuk menuliskan semua ini
Suatu rasa kecewa
Rasa perih untukmu
Tak sadarkah kau?
Tak mengertikah kau?

Rintik hujan kebahagiaan itu
Tak harus untuk duri
Cerahnya rembulan
Bukan pula untuk duri
Untuk duri yang slalu menyakitimu
Membohongimu

Samudera yang luas
Dan kedalamannya tersebut
Hapuskan saja
Tinggalkanlah duri tajam itu

Maafkan duri
Yang menyakitimu
Buang semua perasaanmu
Buang semua tentang duri
Bukalah matamu
Lihatlah duri itu lebih jauh
Dan ketahuilah
Selama ini duri selalu menyakitimu

*image from : google

Untitled

Kupikir…
Semua hanyalah nafas
Yang hanya sekedar berhembus
Melintas, pergi begitu saja..

Tapi…
Saat kusadari kau tak peduli
Dia merasuk
Ku tak tahu, apakah sampai kehati

Walau…
Dia tak sepertimu
Tetapi, dia seakan menggantikanmu
Karena kau seakan tak mau tahu lagi

Dulu…
Hanya kau seorang
Ku pastikan debu itu
Selamanya kau, tapi debu itu menjadi lumpur

Kini…
Ku masih menunggu kepastian itu
Menunggu merpati sampaikan kabarmu
Apakah masih seperti dulu?

Mengapa…
Sejak kepergian itu
Yang ku tahu hanya sejenak
Kau seakan tak lagi mengingatku

Sayang…
Bila nanti kau kembali
Dan ku melepasmu
Mengertilah!

Jujur…
Tak semudah membalikkan telapak tangan
Kurasa itu harus, karena ku lelah
Apakah kau tak sadar?

Dia…
Bukan untuk menggantikanmu
Karena ku menyayangimu, bahkan mungkin mencintaimu
Air mata ini ingin menetes

Ini…
Bagaikan sebuah lirik
Lagu yang sering terdengar
Cinta ini membunuhku

Kasih…
Mungkin ku terlalu baik
Dan kau juga demikian
Tapi, kebaikan itu bukan untuk dijadikan lelucon

Kehangatan…
Sesuatu yang baru kudapat
Sesuatu yang baru kurasakan kini
Sebuah matahari yang selalu menyinariku

Perhatian…
Baru kucoba padamu
Kau beri dengan begitu lembut
Kasih sayangkah itu?

Yakin…
Karena kumau
Tapi ragu terkadang menghantui
Kau tak sepenuhnya

Kadang…
Semua seperti kau tunjukkan
Tapi kurasa tak ikhlas
Hanya sorotan

Hati…
Mengapa bertahan rasa ini?
Ku masih selalu mendabakanmu
Khayalanku sangat berlebih tentangmu

Harapan…
Kau tak begitu
Kau lain
Tapi, tak pasti

Logika…
Berpikir tentu rasional
Bertabrakan dengan hati ini
Dimana kau?

Semua…
Terkadang hanya bualan
Hanya sebuah sensasi
Sakit yang kurasa

Jika…
Memang harus terhenti
Hentikanlah
Akhirilah semua ini

Jalan…
Tak sepanjang khayalan
Sempit sekali
Terhenti seakan lelah

Waktu…
Kuharap terulang
Mengapa harus mengenalmu
Dan dia, adakah tulus?

Cinta…
Aku ingin mengulang
Tapi berat, karena keraguan
Ku ingin kau tunjukkan

Kau…
Hanya dirimu
Yang berbeda, namun tak meyakinkan
Kau tak seperti yang lain dan sebelumnya


Menanti Kematianmu

Saya bingung dengan semua yang kita lewati
Saya pun kadang tidak sadar dengan dirimu
Tapi....
Saya lebih bingung
Kata kotor apa yang pantas terucap untukmu

WC buntu pun buntu untuk berpikir
Kotoran apa yang pantas untuk menggambarkan wajahmu
Sampah pun bingung, karena kau tak lagi bisa didaur ulang.

Mengapa ada orang sepertimu?
Hidup dengan kemarahan dan kesombongan
Kira-kira apa yang perlu dikenang darimu ?
Nisan tak sabar mengukir namamu.

Lekaslah mati wahai kekasih.

Thursday, June 13, 2013

Wadah Pembelajaran Hidup

Satu ruang kultural tak beratap. Serangkaian gambaran hidup terlihat jelas mengalur ke berbagai arah. Jalanan. Satu tempat yang membuat kita mampu berkata bahwa jalanan itu satu kebebasan namun penuh aturan. Tidak hanya aturan dalam berkendara, namun aturan untuk mempersiapkan diri untuk hadir di jalan lahir dengan sendirinya. Segenap persiapan layaknya mengganti pakaian maupun penampilan saat akan keluar dari satu ruang beratap beralaskan karpet mewah dan teduh.

Satu tempat di mana berbagai katakter terlihat berlalu-lalang. Kehadiran jalanan dan kehidupan jalanan tentu saja menimbulkan respon berbeda dari setiap individu.Ada kalanya jalanan jadi satu tempat yang menakutkan bagi mereka yang terlalu negatif dalam menilai jalanan. Entah mungkin kasus penjambretan yang kerap kali ia saksikan saat menonton televisi.

Sebenarnya, jalanan itu mampu melahirkan budayanya sendiri, mampu memberikan gambaran kehidupan berbeda, mampu menciptakan realitas, dan mampu beradaptasi dalam cuaca apapun. Yah, tepatnya tidak beradaptasi, melainkan menerima apapun yang akan terjadi di jalan, bahkan menerima perlakuan apapun terhadap jalanan.

Berbagai fasilitas untuk menunjang kenyaman saat berada di jalanan pun cukup tersedia. Fasilitas itu layaknya trotoar bahkan halte yang digunakan untuk peristirahatan para pengemis di jalanan yang kadang mendapat perlakukan tidak baik karena kehadirannya yang dianggap sangat mengganggu kenyamanan saat berada di jalan. Taman kota pun terfasilitasi bagi mereka yang sejenak ingin beristirahat ataupun menyatakan cinta.

Di tiap sudut jalan ada banyak perbedaan. Kerasnya kehidupan pun tergambar di jalanan. Jalanan bukan tempat aman untuk terus berdiri, namun tempat yang mampu melahirkan sejuta hikmah. Ruang tak beratap ini mampu memberikan inspirasi. Ruang tak beratap ini adalah tempat tinggalnya. Tempat tinggal para pengamen jalanan, pengemis, dan mereka yang frustasi dan berpikir untuk keluar dari ruang beratap.

KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan). Satu wadah untuk mereka. Mereka yang hidup dan belajar tentang hidup lewat jalanan. KPJ yang tidak hanya bernaung di Kota Daeng ini yakni Makassar. KPJ memiliki pusat di Jakarta, bahkan kehadiran KPJ tersebar di tanah air. KPJ yang awalnya dimotori oleh Anto Baret, Iwan Fals, Jabo, dan beberapa seniman sudah ada sejak 1982.

Siapapun dari kalangan manapun bisa gabung di KPJ. KPJ memberikan satu tempat untuk bersosialisasi dan berbagi. Satu wadah yang diciptakan untuk anak jalanan baik yang berpotensi maupun tidak sama sekali.

Tujuan adanya KPJ ini sangat membantu dalam merangkul keberadaan anak jalanan. Bukan mereka yang memilih untuk tidur di ruang beratapkan langit, beralaskan aspal panas, dengan lampu terik di kala siang menyambutnya.

KPJ yang di dalamnya terdapat berbagai usia ini bernaung di Taman Segitiga dan menjadi satu sarana berkumpulnya para musisi entah yang lahir dari jalanan maupun tidak. Berbicara soal musik, KPJ identik dengan musik reggae. Namun tidak menutup diri dengan musik apapun.

Para seniman pun banyak berkumpul dan lahir dari KPJ. Mulai dari seni lukis dan tentu saja musik. Banyak karya yang lahir di sini. Pro-kontra tentunya ada. Bagi mereka yang tidak paham dengan KPJ ini sendiri, pastinya akan memiliki penilaian berbeda dari tujuan pembentukannya.

"Sampai saat ini KPJ masih menampung anak jalanan. Di sini mereka tidak hanya sekedar berkumpul, melainkan di beri pendidikan kecil-kecilan layaknya di ajarkan membaca dan menulis," urai Andhika salah satu anggota KPJ.

Pemerintah pun sangat mendukung keberadaan KPJ, selalu menyupport dan turut memberikan sumbangsi untuk KPJ.

"KPJ ini lebih kepada tempat berbagi dan belajar. Kapanpun dan siapapun bisa mengadakan kegiatan maupun even di sini," tambah Andhika.

KPJ Makassar sendiri yang kini sudah memasuki usia ke-delapan ini kerap kali mengadakan kegiatan amal seraya mengundang talent ataupun musisi yang namanya sudah dikenal maupun tidak. Satu kegiatan charity yang disertai dengan hiburan. Kegiatan yang rutin di setiap tahunnya adalah perayaan ulang tahun KPJ yang jatuh pada 29 Juli.

Bagi KPJ, "setiap orang tidak pernah bermimpi untuk hidup dan lahir di jalanan. Namun, kita bisa belajar banyak hal dari jalanan."

Banyak hal yang diperoleh dan mampu dipelajari lewat keberadaan jalanan. Begitu pun dengan mereka yang menganggap jalanan adalah fasilitas belajar, tidak peduli bahaya yang mengancamnya maupun kecaman dari beberapa pihak yang merasa terganggu dengan keberadaanya.

Mereka. Yah, Mereka. Mereka yang hobi bermain skateboard. Satu olahraga yang mewajibkan luka jadi satu kado saat berlatih.
Dulu, di kota ini ada beberapa komunitas ataupun kelompok pemain skate ataupun mereka yang hobi dan ingin tahu lebih tentang skateboard. Keberadaan beberapa kelompok itulah yang kerap kali menimbulkan konflik. Saling mengejek bahkan mungkin adu skill.

Tapi kini, semua kelompok itu sudah bergabung dalam satu wadah 'Makassar Skateboarding Association (MSA)'. Kini pun mereka yang tergabung di dalamnya sudah seperti saudara, saling berbagi dan berlatih bersama. Mendukung satu sama lain.

"Awalnya, saya secara pribadi tertarik dengan skateboarding saat melihat ternyata orang itu bisa terbang dengan menggunakan papan. Menurut saya olahraga ini sangat keren untuk dipelajari. Berbeda dengan olahraga yang ada pada umumnya, yang tampil dengan seragam sedangkan kami tampil bebas," jelas Wahyudy salah satu anggota MSA.

Kesenangan, tantangan , serta cara berpikir cepat pun diperoleh di sini. Lewat olahraga ini. Di dalam MSA ini pun terdiri dari berbagai usia, mulai dari usia pelajar SMP hingga mereka yang dianggap dewasa. Jalanan jadi satu sarana mereka, jalanan jadi tempat belajar mereka. Tidak heran kalau beberapa orang menilai kehadiran mereka di jalan cukup mengganggu dan ditakutkan dapat merusak fasilitas umum.

Memasang papan bahkan rail (batang besi) di jalan dan mulai berlatih bahkan beraksi. Terkadang mereka kerap kali berlatih di Karebosi dan juga Gedung Olahraga. Namun tempat ini bukan tempat khusus baginya.

"Wajar ketika ada yang menilai negatif bahkan tidak suka. Tapi mau bagaimana lagi? Di sini tidak ada skate-park khusus untuk kita bermain. Bahkan sampai saat ini, kami menganggap olahraga ini layaknya di anak-tirikan padahal banyak peminatnya walaupun kompetisi tetap di adakan," tambah Wahyudy.

Walikota Cup pernah megadakan satu kompetisi skateboarding dan adapun satu kompetisi yang diadakan untuk memperingati ulang tahun skateboarding serentak di seluruh dunia yang jatuh pada tanggal 21 Juni.

"Ada beberapa pihak yang takut kami merusak fasilitas umum, tapi jalanan tempat kami berlatih. Kami berharap adanya fasilitas dan kami pun diakui menjadi salah satu cabang olahraga yang ada di Indonesia," urainya lagi.

Yah, jalanan oh jalanan. Wadah kultural yang melahirkan banyak komunitas bahkan perkumpulan. Banyak pembelajaran yang lahir di sini.

Thursday, March 7, 2013

A Dream

Terbangun dari mimpi, sebuah mimpi yang mengantar kaki ini untuk sengaja menggapainya. Bukan sengaja, tidak untuk sengaja, melainkan terencana, pasti, bahkan mungkin target. Mimpi apa aku semalam? Bertemu seseorang yang kan membawaku pergi, melayang di awan, terjatuh di pelukan pangeran? Standar!

Sudah bosan dengan cerita yang biasa, bosan dengan mimpi yang biasa. Kenapa harus jadi biasa-biasa? Luar biasa itu keharusan. Oh satu keharusan? Satu mimpi yang menjadi keharusan untuk mencapai hasil lebih dari satu.

Puluhan ribu jiwa bisa dengan beraninya mengatakan mimpi-mimpi mereka, tapi separuh dari mereka kebanyakan hanya diam dan pasah ketika mimpi mereka hanya sebatas mimpi. Impian bisa jadi nyata, tidak ada satu pun yang melarang kita bermimpi! Tidak ada, siapa pun mereka.

Kenapa? Mimpimu tidak masuk akal? Terlalu tinggi? Hingga merusak awan? Mencakar langit? Menembus surga?

Justru mereka yang ragu dengan mimpi indah dan keyakinan kita adalah orang yang memiliki mimpi yang terlalu rendah bahkan mungkin rata dengan tanah!

Mimpi harus disadari, di bangun. Mengapa? Kau dari tanah? Merasa rata dengan tanah?
Tepat!
Bangun mimpimu dari dasar, dari tanah hingga mencakar langit.

Aku benci, benci dengan mereka yang meremehkan mimpiku, menyepelehkan usahaku, dan berkata semua itu biasa saja, atau mungkin menganggap tidak masuk akal bahkan tidak akan terwujud.

Apa yang kupijaki kini, kuperbuat kini, inilah nantinya yang akan menjadi pangkuan hidup yang kuyakini menghasilkan lebih dari satu.

A dream be a lot.

Yah, aku benci. Benci dengan mereka yang tertawa sinis, benci dengan mereka yang mengolok-olok. Haruskah?

Sudah sejauh mana langkahmu? Lebih baikkah? Lebih tegaskah?

Sesungguhnya kau mengolok karena kau menyerah, karena kau tak mampu meraih mimpimu, kau putus asa dengan impianmu yang pernah menembus surga.

Tapi ketahuilah, "MIMPI YANG TIDAK KAU PERJUANGKAN, AKAN MENGHANTUIMU SEPANJANG HIDUPMU!"

Tetaplah bermimpi, berusaha mewujudkannya, berdoa, raih dan rasakanlah hasilnya.

#KeepSpirit =))

BLUR



Buram, bukan fokus, sama sekali tidak fokus. Ketika hitam ini terus kau rangkul, mati saja Kau! Bawa hitam ini sampai kau puas, hingga Kau sadar warna apa hitam itu. Untuk kesekian kalinya buram, tak terlihat fokus, tak jelas arahnya. Yah, kau letakkan hitam tepat di hadapanku. Maksudmu? Menertawakan dirimu sendiri? Tertawalah, selagi masih bernafas.

Konyol ketika kata kotor Kau ucapkan dan pertanda kemarahanmu adalah sayang. Buram semua. Pecandu kah Kau? Atau? Entahlah, sejenis penyakit kejiwaan.

Blur, pertanda bahwa tidak fokus. Tidak masalah ketika blur, hanya jangan blur tepat di wajahku, tepat di hidupku. Enyah saja Kau bawa secarik kertas yang Kau sebut karyamu. Enyah saja Kau dengan rasa beranimu mengancam dan menantang bak mereka yang tidak punya identitas diri.

Ketika lensa ini berbicara, jelas sudah matamu BLUR. Kenapa? Kenapa harus matamu? Yah, jelas sudah Kau tidak fokus, kau blurkan wajahku, sikapku, kebaikanku, bahkan rasa. Rasa? Sense? Feel?

Bermainlah dengan segudang pola pikir rendahmu yang tak berpendidikan. Bermainlah dengan otakmu yang tak Kau didik, bermainlah dengan hatimu yang tak Kau imani. Blur sudahlah hidupmu.

Apa? Aku? Aku yang harus berada dalam liang kesukaran bersamamu harus menanggung buram lagi dan lagi padahal Kau sudah jauh? Haruskah? Yah, karena Kau tak pernah puas dengan setan dalam dirimu.

Semua menganggapmu hebat, tapi Kau tidak sadar setanmu menakutkan.

Blur, parah. Andaikan kata kotor boleh terucap, tak ada satupun kata kotor terlewat untukmu. Karena kau BLUR tak FOKUS.

Sunday, January 13, 2013

Bedanya Cinema 21 dan Cinema XXI

Bioskop pertama di Indonesia berdiri pada Desember 1900, di Jl Tanah Abang I, Jakarta Pusat, karcis kelas I harganya dua gulden (perak) dan harga karcis kelas dua setengah perak.
Bioskop zaman dulu bermula di sekitar Lapangan Gambir (kini Monas). Bangunan bioskop masa itu menyerupai bangsal dengan dinding dari gedek dan beratapkan kaleng/seng. Setelah selesai pemutaran film, bioskop itu kemudian dibawa keliling ke kota yang lain. Bioskop ini di kenal dengan nama Talbot (nama dari pengusaha bioskop tsb). Bioskop lain diusahakan oleh seorang yang bernama Schwarz. Tempatnya terletak kira-kria di Kebon Jahe, Tanah Abang. Sebelum akhirnya hancur terbakar, bioskop ini menempati sebuah gedung di Pasar Baru. Ada lagi bioskop yang bernama Jules Francois de Calonne (nama pengusahanya) yang terdapat di Deca Park. De Calonne ini mula-mula adalah bioskop terbuka di lapangan, yang pada zaman sekarang disebut "misbar", gerimis bubar. De Calonne adalah cikal bakal dari bioskop Capitol yang terdapat di Pintu Air.



Film-film yang diputar di dalam bioskp tempo dulu adalah film gagu alias bisu atau tanpa suara. Biasanya pemutaran di iringi musik orkes, yang ternyata jarang "nyambung" dengan film. Beberapa film yang kala itu yang menjadi favorit masyarakat adalah Fantomas, Zigomar, Tom MIx, Edi Polo, Charlie Caplin, Max Linder, Arsene Lupin, dll.

Bioskop 21 (Cineplex 21 Group) adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital dan THX.

Sekarang makin berkembang dan 21 malah booming dengan XXI. Tapi keduanya tetap ada. Sebenarnya apa sih bedanya Cinema 21 dengan Cinema XXI?


Sebenarnya perbedaan keduanya hanya terletak pada segmen pasar yang di bidik. Cinema xxi membidik pasar kalangan menengah ke atas, sementara cinema 21 ditujukan untuk middle end ke bawah. Dengan perbedaan pasar yang dibidik inilah jelas fasilitas yang ditawarkan juga sangat berbeda.

Pada umumnya Cinema 21 telah dilengkapi tata suara Dolby Digital, dan bahkan beberapa di antaranya yang merupakan Cinema 21 versi terdahulu telah bersertifikat THX, seperti Hollywood KC (Kini Hollywood XXI), Karawaci (kini Karawaci XXI), dan Mega (kini Pluit Village XXI) untuk area Jakarta.

Cinema XXI menghadirkan kualitas Audio video yang bagus dan sudah mendukung format film 3D, yang merupakan format film jaman sekarang. Sedangkan interiornya juga kalah jauh, lebih mewah dan kelihatan eklusif. Tempat duduknya kita juga akan dimanjakan dengan menggunakan sofa empuh. Ini semua akan mustahil jika sahabat setia masuk di Bioskop cinema 21.


Nah, menurut pengamatan saya. Bedanya :

1. XXI tiketnya warna kuning, kalau 21 warna putih :p
2. XXI lebih dingin dari 21 :p
3. XXI lebih mahal dari 21 -____-"

BETUL TIDAAAK ??


Saturday, January 5, 2013

Simple Words

pakaian yang ia kenakan ini berwarna putih. tanpa sengaja tinta tertumpah di atas pakaiannya, namun hanya mengenai lengan kirinya. anehnya, semua mata tertuju pada pakaian yang lengan kirinya terkena noda, ada yang berkata "biarkan saja," ada yang berkata "nanti juga hilang," bahkan ada yang menyuruh untuk mengganti pakaiannya. Anehnya, mengapa noda begitu cepat menarik perhatian? Tidakkah masih banyak sisi putih dalam pakaian itu yang masih bersih?

Aku Yang Tidak Sempurna


Aku bohong pernah membencimu
membuangmu hingga jauh dari ragaku
bukan itu mauku
bukan itu maksudku
karena sungguh dalam doaku, ku pinta kau tuk kembali

Sering ku marah padamu
Protes semua caramu, hingga ku hancur tak pasti
melebur menyatu debu
tak kuasa ku tahan
sesungguhnya ada rindu di sini

sakit sekali
sungguh sangat sakit ketika ku tak bisa sempurna untukmu
sakit sekali
teramat sakit ketika ku jatuhkan mu karena ketidaksempurnaanku
sakit sekali
gila yang ku rasakan ketika ku tak sempurna di matamu

Aku bodoh bila tak tahu hatimu
sumgguh ku mengerti
kaupun terluka
semua salahku
salah dari diriku
terlalu jauh membawamu pada masalah yang tak perlu

Sungguh ku tak sempurna namun hatiku sempurna
sungguh sikapku tak sempurna namun inginku sempurna
mengapa ku tak sempurna
mengapa lemah
karena jiwa yang tak sempurna ini membutuhkanmu tuk sempurna

Mengerti




Kata mengerti
bagai satu ujian yang melanda kita
sering menimpa kita
menggoyahkan asa ini
seakan ku tak pernah mengerti

Kita mengerti
bagai kapas yang ringan diterbangkan
menjatuhkan kita
mematahkan kepercayaan
menganggap tak pernah saling mengerti

Sesungguhnya apa yang perlu dimengerti
Tanyakan ku apa yang belum ku mengerti
Lalu ku kan hadir
Kau kan bediri
saling memberi pengertian tentang..

Mesti mengerti
setiap hembus nafas yang kita jalani
hingga kesempatan buatnya berkata
kau tak mengerti
itu uraianmu

sesungguhnya apa yang perlu dimengerti
tanyakan ku apa yang belum ku mengerti
lalu ku kan hadir
kau kan berdiri
saling memberi pengertian tentang hati.

Haruskah mengerti selalu jadi alasan
padahal sungguh kau telah mengerti diriku
kau yang paling mengenalku
melihat segala tentangku
namun apa ini
tentang apa ini?

Langkah Mati

Satu hari ku melangkah
mendekati hati mu
jujur ku tak percaya
ku begitu berani
begitu percaya diri
akulah yang terbaik

Pernah ku berjalan
tepat ke arahmu
yakinku ini pasti
ku begitu peduli
mendekap dirimu
seakan takkan ku lepas

Telapak kaki ini tak mungkin bohong kepadaku
Karena ku telah pasang harga mati di telapak kakiku
agar ketika Ia melangkah
Kau yang pasti tertuju
Hingga langkahnya terhenti, hanya terhenti dihadapmu

Lelah ku berputar
hanya tuk rasakan indah
namun keindahan tak selamanya nyaman
bagiku kau kenyamananku
nyaman tuk tujuanku
ini langkahku
harga mati untukmu

Telapak kaki ini tak mungkin bohong kepadaku
Karena ku telah pasang harga mati di telapak kakiku
agar ketika Ia melangkah
Kau yang pasti tertuju
Hingga langkahnya terhenti, hanya terhenti dihadapmu