Tuesday, March 31, 2015

Luangku dan Luangmu

Bagai robot yang tak hentinya bergerak
Mesin bekerja cepat
Menghambat pertemuan bahkan tatapan
Menjadikannya inspirasi sebuah tanya dalam imaji

Ketika kau dalam detakan waktu menuju ke jantung
Pacuan cepat tanda lelahmu
Getaran adalah tanda rinduku
Namun sayang mesin ini pekerja keras

Demi luang dalam sebuah ruang
Kuhadirkan kesibukan sesuai denganmu
Kuhadirkan nyanyian sesuai lagumu

Demi luang dalam sebuah lengang
Kesibukanmu selimuti hariku
Lagumu mengalun di telingaku

Luangmu luangku juga
Diselipkan dalam sebuah amplop bergambar hati pada robot yang terus bekerja
Mesin ini berasap hingga mati
Mesin lelah hingga luangnya tersedia untuk kolom istirahat

Bolehkah luang istirahat ini menjadi milik kita?

Cukuplah kau bersandar padaku saat lelah
Aku tak butuh berbincang
Aku tak butuh kau melihatku
Cukup lah kau istirahatkan mesin yang penuh beban itu di sampingku

Izinkan pula luang istirahatku disampingmu
Walau ku tak melihatmu
Setidaknya aku merasakan sentuhanmu

Robot pintar menyemangati langkah ini
Sadarkan akan luang yang masih bisa terus tercipta
Luang itu tercipta karena mengorbankan luang-luang lainnya
Luang itu ada karena diusahakan

Tiada kesibukan untuk mencinta
Yang ada hanya mesin yang berpacu dan lupa istirahat sejenak

Monday, March 2, 2015

Lelaki Fiksi

 Mencari sebuah nama dalam kardus di dalam kamar

Galaunya, tak satu pun nama terlintas untuk dituliskan
Ketika aku harus bermain dalam tokoh palsu buatan manusia, sudah pasti aku akan dikatakan gila

Jalannya singkat tapi perih
Meneteskan darah yang menderu derai

Sebuah nama menjadi acuan atau motivasi
Menjadi drugs saat akan mabuk akan sebuah karya
Menjadi sebuah minuman beracun yang membuat jemari ini melayang menuliskan kegelapan

Benar sekali
Ini gelap
Jelas terasa gelap

Apa yang kuharapkan dari tokoh fiksi?
Haruskah dia dituliskan dalam sebuah kronologi maut?
Layaknya kerasnya persaingan menuju atap sembari membasmi musuh di lantai dasar

Ini tentang cinta
Cinta yang tidak tahu akan dituangkan ke siapa?
Hati ini bisa jadi penuh dengan angin
Berhembus dengan garang hingga jadi tornado
Membutuhkan sebuah nama untuk membuatnya menjadi tenang

Tokoh yang bukan untuk bermain dalam kegelapan
Tapi gelap karena bukan kenyataan
Dia terlalu tampan walau sudah babak belur
Dia terlalu tampan bila itu harus dikatakan sebagai aksi begal dalam istilah kekinian

Menyapa pagi tanpa mentari
Seperti meminum secangkir kopi tanpa kopinya
Namanya saja cangkir kopi

Yah, terima kasih banyak buat tokoh fiksi yang masih membayangi mimpi
Terima kasih buat senyummu dalam animasi
Setidaknya aku menulis!